BACALAH
Hai..
Aku bukan lagi seseorang yang suka menulis saat ini, entah apa yang sedang aku kerjakan. Sampai sepertinya aku menjadi lupa akan hobbyku. Iya hobbyku menulis. Selalu saja aku butuh luka agar aku kembali menulis.
Seperti hari ini, mendung begitu gelapnya menutupi langit. Mengerikan seperti tak ada celah sedikitpun untuh cahaya yang ingin mengintip ke arahku. Hanya gelap dan suram yang saat ini mengeliliku.
Aku tidak pernah berfikir bahwa semua bisa menjadi seperti ini. Seperti ini apa? Aku jatuh berkali kali di tempat berbeda hanya karena kesalahan sama yang aku lakukan. Kesalahan? Iya, kurasa kembali menambatkan hatiku terhadapnya merupakan sebuah kesalahan. Kenapa salah apa dia orang yang salah? Bukan, bukan itu aku lah yang salah terlalu mengharapkannya. Bukankah seharusnya aku harus belajar memahami bahwa segala sesuatu yang telah pergi itu tak akan pernah kembali. Sama seperti daun daun yang jatuh di musim gugur. Mereka juga tidak pernah bisa kembali ke dahan dahan pohon. Dahan pohon juga tidak lagi membutuhkan mereka, yang ia butuhkan hanya semi semi dari daun daun baru. Dan akupun selayaknya berfikir demikian, harus ada orang baru yang bisa menggantikannya dalam hatiku. Tapi tidak semudah itu masalahnya, ini tidak semudah menunggu daun tumbuh ketika musim semi. Karena pada kenyataannya hatiku seolah gersang oleh perasaan masalaluku sendiri. Lantas apa lagi yang bisa aku perbuat, jika bertahan untuk tetap mencintanya aku akan terluka. Sementara untuk pergi meninggalkannya aku juga tidak sanggup?
Ketika pertanyaan itu muncul di fikiranku, maka aku memutuskan untuk bertahan. Aku yang memilih dan sekarang aku yang seakan tiba tiba hilang ingatan bahwa memang luka ini adalah konsekuensinya. Mulai dari setets air mata ringan yang tiba tiba tercipta ketika aku merasa telah salah memilih keputusan. Terkadang aku juga sampai menangis sejadi jadinya ketika aku merasa hatiku begitu hancur telah memperjuangkan orang yang tidak ingin diperjuangkan. Lalu aku harus bagaimana, untuk melangkahkan kakiku pergi saja aku tidak pernah lagi sanggup. Karena nyatanya semenjak aku memutuskan untuk bertahan, rasa sayangku semakin menjadi kepadamu. Selama aku menyayangimu aku lupa mengontrol hatiku sendiri, dan pada akhirnya aku harus terluka lagi.
Kenapa aku mengatakan jatuh di tempat berbeda?
Iya karena aku sudah melabukan hatiku dibanyak orang yang kurasa aku mencintanya "dulu". Dan kenapa jatuh? Karena semenjak kamu datang aku pergi meninggalkan mereka, mereka semua
Lalu aku harus bagaimana sekarang? Aku tidak lagi ingin mencari seseorang yang baru, aku sudah tidak bisa dan aku tidak lagi ingin menyakiti mereka.
Hari ini aku memutuskan untuk belajar sedikit demi sedikit melupakanmu tanpa melibatkan siapapun. Aku hanya berbicara dengan hati dan fikiranku sendiri. Ku mulai dari hal yang sederhana saja, seperti menghapus semua fotomu contohnya. Seandainya kamu ada di dekatku saat ini kamu mungkin akan tidak tega melihatku menangis seperti yang setiap kali kau lakukan ketika aku menangis didepanmu. Kamu bisa membayangkan betapa aku sulit bahkan hanya untuk sekedar menghapus gambarmu dari handphoneku. Tetapi aku sudah berhasil melewatinya. Dan yang selanjutnya aku berusaha untuk tidak melihat segala hal tentangmu di media sosial. Kamu tahu kan bagaimana keponya aku, sampai sampai mungkin kamu risih melihat kelakuanku, dan hari ini aku tidak lagi melakukannya. Aku diam dan berusaha menahan jari jari nakalku untuk mencari cari namamu. Aku kelelahan sekali saat ini melarangnya, tapi aku juga mulai terbiasa. Yang biasanya aku bisa membuka medsosmu seratus kali dalam 1 jam saja, hari ini aku tidak lagi melakukannya.
Dan yang terakhir aku berusaha untuk tidak lagi menghubungimu dalam bentuk apapun, aku merasakan ada yang hilang. Kamu paham bahkan kamu juga merasakan bagaimana antusiasku saat berkomunikasi denganmu, bahkan aku tidak pernah membiarkanmu menunggu jawabanku terlalu lama. Aku takut komunikasi kita akan hilang hanya karena kamu bosan menunggu jawabanku. Hari ini tak ada satu kata "hai" pun diantara kita, jika kamu menganggap aku ada selama ini mungkin kamu akan merasa jika aku selalu memberimu pesan bertubu tubi. Aku selalu sabar menunggu balasanmu, dan aku selalu senang ketika menerima pesan darimu.
Sepertinya baru saja kemarin kita bersama, dan hari ini aku membuat keputusan yang aku sendiri belum begitu yakin bisa menjalankannya.
Untukmu orang yang aku cintai tanpa karena dan bagaimana. Aku selalu menyayangimu, sejahat apapun kamu terhadapku dan sesering apapun kamu mematahkan hatiku.
Mungkin hari ini aku harus berfikir realistis bahwa cinta ini memang tidak pernah tumbuh di hatimu. Meski aku tak pernah lelah berdoa, bahwa aku menginginkanmu dan berharap dijodohkan denganmu.
Hari ini 3 April 2017 aku memberanikan diri mengambil keputusan besar. Keputusan untuk mulai merelakanmu dengan semua hal yang membuatmu nyaman dan bahagia.
Berbahagialah karena kamu pernah ku perjuangkan sebegitu dalamnya. Jika kamu membandingkan dengan setiap orang yang pernah ada di kehidupanmu kamu bisalah menilai siapa yang benar benar berjuang dan siapa yang hanya sekedar berkata "aku berjuang". Dan jika kamu bertanya kenapa hari ini aku memutuskan pergi, itu bukan semata mata karena aku tidak bersungguh sungguh memperjuangkanmu. Aku hanya berusaha agar perjuanganku tak pernah mengganggu hari hari bahagiamu. Percayalah hatiku masih menyanyangimu tanpa berkurang sedikitpun.
Dariku yang selalu menyayangimu tanpa lelah 😉
Komentar
Posting Komentar