Postingan

BACALAH

Hai.. Aku bukan lagi seseorang yang suka menulis saat ini, entah apa yang sedang aku kerjakan. Sampai sepertinya aku menjadi lupa akan hobbyku. Iya hobbyku menulis. Selalu saja aku butuh luka agar aku kembali menulis. Seperti hari ini, mendung begitu gelapnya menutupi langit. Mengerikan seperti tak ada celah sedikitpun untuh cahaya yang ingin mengintip ke arahku. Hanya gelap dan suram yang saat ini mengeliliku. Aku tidak pernah berfikir bahwa semua bisa menjadi seperti ini. Seperti ini apa? Aku jatuh berkali kali di tempat berbeda hanya karena kesalahan sama yang aku lakukan. Kesalahan? Iya, kurasa kembali menambatkan hatiku terhadapnya merupakan sebuah kesalahan. Kenapa salah apa dia orang yang salah? Bukan, bukan itu aku lah yang salah terlalu mengharapkannya. Bukankah seharusnya aku harus belajar memahami bahwa segala sesuatu yang telah pergi itu tak akan pernah kembali. Sama seperti daun daun yang jatuh di musim gugur. Mereka juga tidak pernah bisa kembali ke dahan dahan pohon. ...

Ini cerita

Jari jariku kembali menari nari diatas keybord, aku merindukan setipa kata yang muncul dari otakku. Kata kata romantis yang jauh sekali dari sosok asliku. Iyaa, mungkin memang benar kata kahlil gibran bahwa orang akan lebih banyak menulis ketika dia merasa hatinya sakit atau kurang lebih seperti itu. Sama seperti aku yang butuh luka agar aku kembali menulis, dan semakin banyak menulis. Bukan salah jika hatimu tetap berada pada orangvyang mungkin sudah jauh pergi meninggalkanmu, yang salah kamu memilih bertahan pada hati yang selalu menyalahkan perasaanmu. Seandaninya dia tau betapa susahnya untuk berusaha mencintai orangnya sementara masih ada orang lain yang sangat melekat dihatiku. Kenapa seperti itu? Bukankan aku mengenalnya jauh sebelum aku mengenalmu? Lalu apa yang kamu salahkan? Apa kamu berharap semua bisa dilupakan secepat hujan deras membasahi tanah yang kering tanpa hujan setahun? Kamu harus ingat, kamu bukan air hujan dera dan aku bukan tanah kering. Aku tidak menangi...

14 September :)

Hai 14 September 2015 Waktu cepat sekali berlalu rupanya. Aku tidak pernah begitu detail berapa hari yang kujadikan hari spesial semenjak aku menetapkan tanggal 14 September sebagai tanggal yang berkesan. Meskipun 2 tahun terakhir ini tanggal tersebut seperti coba untuk aku hapus dari memoryku atau mungkin memang aku mencobanya menghapus secara permanen untuk selamanya. Tunggu dulu, aku baru sadar saat ini, tepatnya hari ini. Ini tahun kesepuluh, itu keren bukan 10 tahun yang artinya sudah 1 dasawarsa atau aku juga bisa menyebutnya 1/10 abad.Sangat mengesankan. Apa kamu masih semenyenangkan dulu 14 September? Saat 14 September 2005 saat aku masih bocah dengan seragam merah putih yang selalu riang, yang tidak pernah memikirkan hal yang membuatnya akan sakit hati? Bisa saja keadaan sudah jauh berbeda, baik keadaanmu maupun keadaanku. Apa kau sependapat denganku? Bisa saja sekarang kau jadi semakin menyebalkan, begitupun aku yang mungkin menurutmu sangat menyebalkan dalam memperlakuka...

Seuntai Takdir yang Ku Minta Kepada Tuhan

Terimakasih untuk sosok terbaik yang membantuku tegak berdiri sampai detik ini. Hari ini pasti kamu melihat aku jauh lebih kuat dari sebelumnya. Ayolag akui saja! Aku hebatkan tidak menangis sedikitpun melihat semua kenyataan, yang pada mulanya kukira hanya sebuah mimpi. Aku mulai merasa mungkin aku terlalu larut menikmati drama ini, benar aku hanya menyebut semua ini adalah sebuah drama. Bukankah memanf semua cerita yang terjadi saat ini sudah kamu tulis skenarionya se sempurna mungkin? Kamu penulis naskah sekaligus sutradara yang sangat hebat menurutku, bahkan kamudapat membuat pemeran dalam drama itu bisa terbawa dalam kehidupan nyata. Seperti aku, bagaimana bisa seorang pemain figuran seperti ku bisa terus bersedih merasakan drama ini sementara kamu sudah memutuskan kontrak kerjaku sebagai pemain figuranmu, bukankah itu sangat mengesankan. Banyak jiwa yang sepertinya kamu kuasai disitu. Kamu hebat. Sudahlah itu hanyalah sebuah perumpamaan yang kubuat, karena akupun sudah mulai ...

Hai kamu

Logika ku seakan menertawakan kekalahanku tepat didepan mukaku saat ini. Ternyata seperti ini rasanya ketika aku lebih mempercayai perasaan dibanding logika. Rasanya seperti orang bodoh yang baru saja hilang ingatan. Sepertinya baru beberapa hari yang lalu aku menangis untukmu. Haruskah hari ini akuvmelakukannya lagi? Sudahlah, tanpa harus kamu jawabpun semua itu sudah aku lakukan. Aku menangis lagi hari ini. Cengeng.. iya itu memang aku. Mungkin itu juga yang membuatmu menjauh dariku, karena aku seorang yang over cengeng, super kepo dan over manja. Bisa jadi kan? Orang yang sama ...

Seandainya

Ada perasaan yang tak bisa ku jelaskan ketika melihatmu. Kamu yang biasanya membuatku begitu bersemangat, sekarang justru menjadi orang yang membuatku begitu malas. Aku lelah harus berpura pura seperti ini, aku terus saja berusaha tegar agar aku tampak hebat didepanmu. Aku merasa sakit saat ini, sakit merasakan semuanya. Aku tidak bisa lagi menahannya lebih lama. Kamu harus tau, ada luka yang diam diam kau selipkan ketika aku harus terus melihatmu bersamanya. Sakit? Mungkin, tapi aku bisa mengobatinya Sedih? Jelas, aku selalu melihatmu bersamanya dan aku tidak bisa melakuk...

ketika aku harus jatuh cinta

hatiku seperti mati setelah kita memutuskan untuk melangkah sendiri sendiri, tak beriringan seperti dulu lagi. semangatku yang selalu kamu suplay seakan ikut luruh dan tak pernah kembali lagi, akusangat jatuh saat itu. aku menangis setiap hari, kamu sudah tau tanpa harus aku jelaskan. bukankah kamu tau segalanya tentang aku :) saat aku menulis ini berarti hatiku sudah benar benar pulih, aku sudah selesai menyatukan hatiku yang sempat kamu hancurkan menjadi butiran butiran debu. bukankah aku hebat bisa menyatukan debu menjadi hati yang sangat utuh  :) jika boleh aku menceritakan sedikit saja aku akan membuat sedikit pengakuan ketika aku bersamamu. kamu salah satu orang yang sangat aku sayangi, dan kamu orang pertama yang aku sayangi dengan sebenarnya dan aku sempat berfikir ingin menjadikanmu orang terakhir dalam hidupku. kamu harus tau betapa aku sangat bahagia ketika kamu memilihku menjadi kekasihmu saat itu, aku sangat senang tak bisa mengutarakan perasaan itu. selama perjalan...